Kecamatan Katobu :
Luas wilayah sebesar 12.88 km2.
Potensi unggulan : bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan,
peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Tongkuno :
Luas wilayah sebesar 515.91 km2 dan merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terbesar di Kab. Muna. Potensi unggulan : sektor pariwisata, pertambangan,
petanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan dan perikanan serta
kerajinan rakyat.
Kecamatan Batalaiworu :
Luas wilayah sebesar 22.71 km2.
Potensi unggulan : bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan,
peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai macam kerajinan rakyat
Kecamatan Duruka :
Lluas wilayah sebesar 11.52 km2.
Potensi unggulan : bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan,
peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Lohia :
Luas wilayah sebesar 49.81 km2. Kecamatan ini berjarak 18 km dari Ibukota
kabupaten yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat dalam waktu tempuh ± 3/4
menit.
Beberapa potensi unggulan yang terdapat pada daerah ini yaitu: sektor
pariwisata, pertambangan, petanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan
dan perikanan serta kerajinan rakyat.
Pada Sektor pariwisata kecamatan ini menawarkan keindahan pantai Napabale di
Desa Lohia yang kemudian terkenal sebagai salah satu icon wisata Kabupaten Muna,
selain itu terdapat pula jenis wisata air lainnya diantaranya wisata Danau
Motonuno dan Wisata Bahari Meleura yang keduanya terdapat di Desa Lakarinta.
Wisata alam lain yang juga menarik untuk dikunjungi adalah wisata budaya Mesjid
Tua Lohia di Desa Wabintingi dan Wisata Gua Liangkobori Desa Liangkobori (kedua
tempat in merupakan sisa-sisa peninggalan peradaban masa lampau yang masih tetap
ada dan dilestarikan sampai dengan saat ini).
Sektor Pertambangan yang terdapt pada kecamatan ini yaitu, Batu Gunung Batu
Kapur, Dan Pasir di Desa Lohia dan Lakarinta.
Pada sektor Pertanian/perkebunan, tanaman yang terdapat didaerah ini sebagian
besar berupa tanaman jangka panjang yaitu palawija, jambu mete, kopi dan kakao
serta kelapa dan kapuk.
Sektor Peternakan didaerah ini, berupa perkembangbiakan Sapi, kambing dan ayam
kampung.
Hutan jati, hutan bakau dan hutan tanaman rakyat merupakan beberapa tanaman
hutan yan terdapat di Kecamatan ini. Sektor ini beberapa diantaranya merupakan
hasil budidaya masyarakat yang
bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam program usaha bersama masyarakat
dan pemerintah dalam mengatasi pemanasan global.
Pada sektor kelautan dan perikanan masyarakat membudidayakan pengolahan Rumput
laut (Desa wabintingi, Lohia, dan Desa Lakarinta).
Terdapat banyak Kerajinan rakyat yang dapat dijumpai di daerah ini diantaranya
:Tenunan Sarung Muna, Anyaman Nentu, Anyaman Bambu, Pembuatan kasur, dan Meubel.
Kecamatan Lawa :
Kecamatan Lawa ini memiliki luas wilayah sebesar 260.72 km2, kecamatan ini
berjarak 25 km dari Ibukota kabupaten dan dapat ditempuh dengan kendaraan darat
dalam waktu tempuh ± 1 Jam.
Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi alam unggulan diantaranya pada
bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan,
kelautan/perikanan dan berbagai macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber
penghasilan masyarakat setempat.
Potensi alam sektor pariwisata diantaranya yang menjadi andalan dan dapat
dijadikan sebagai tempat wisata air yang menarik adalah permandian Kaachi di
Lakanaha, permandian Wakante di Latugho. Untuk wisata sejarah di kecamatan ini
terdapat pula Benteng Lakauale di Latompe dan Benteng Lapadaku di Madampi.
Potensi alam yang merupakan sektor Pertambangan, di daerah ini terdapat banyak
batu gunung dan batu kapur.
Kehidupan masyarakat di kecamatan Lawa banyak bergantung pada sektor pertanian
dan perkebunan. Tanaman jagung da jambu mete merupakan jenis yang menjadi
prioritas masyarakat dalam bercocok tanam. tanaman lain yang juga diolah
diantaranya : kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, kakao, lada, kopi, rambutan,
langsat, dan jeruk.
Pada sektor Peternakan, hewan ternak yang dikembangbiakkan adalah sapi, kambing
dan ayam.
Tanaman kayu jati alam, jati putih, sengon, ketapang, dan kemiri adalah
jenis-jenis tanaman hutan yang terdapat di kecamatan ini.
Pada sektor kelautan dan perikanan masyarakat membudidayakan Ikan mas yang
terdapat di Wakante Desa Latugho dan Desa Lakanaha.
Di Kecamatan Lawa kerajinan rakyat yang sangat terkenal adalah anyaman keranjang
dari Nentu di Desa lindo, Anyaman Tikar dari Rotan di Desa Lindo dan Anyaman
Nyiru di Desa Lakanaha.
Kecamatan Kabawo :
Kecamatan Kabawo memiliki luas wilayah sebesar 249.89 km2, dengan jarak 40 km
dari Ibukota kabupaten.Kecamatan ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dalam
waktu tempuh ± 1 jam.
Berbagai sektor potensi unggulan terdapat pula pada daerah ini. Sektor-sektor
tersebut meliputi sektor pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan,
peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan dan sektor kerajinan rakyat.
Pada sektor pariwisata misalnya. kecamatan ini memiliki keindahan wisata alam
dan tempat-tempat sejarah. Wisata alam yang dapat dijumpai didaerah ini yaitu
Kambawuna, Danua Lawula Moni, Mata Air Oe Balano, Mata Air Ghase, serta
bangunan-bangunan peninggalan masa lalu yang masih tetap berdiri kokoh seperti
Benteng Wasidakari, Situs Kontumere dan Benteng Lakampare.
Pada sektor pertambangan, tedapat Bahan Galian C (Batu Kapur) dan Batu Bata
(tanah Liat).
Sektor pertanian/perkebunan di Daerah ini, tanaman masyarakat didominasi oleh
tanaman jangka panjang berupa jambu mete, cokelat, kelapa, kopi. Namun sebagian
masyarakat juga memilih untuk bersawah dan bercocok tanam dengan jenis tanaman
lain seperti palawijah, jeruk merica, dan tanaman buah rambutan.
Masyarakat juga memilih sektor peternakan sebagai alternative lain dalam
meningkatkan pendapatan keluarga. Hewan yang dikembangbiakkan berupa Sapi,
kambing dan Ayam Kampung.
Pada sektor kehutanan, tanaman Jati tetap menjadi tanaman yang banyak terdapat
di sebagian besar Daerah Kabupaten Muna, tak terkecuali di Kecamatan ini. selain
itu banyak pula berbagai macam tumbuhan Kayu Rimba yang oleh masyarakat
dijadikan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar rumah tangga.
Di sektor perikanan di Kecamatan ini terdapat banyak tambak masyarakat di Daerah
Kawite-wite. Usaha tambak tersebut bukan hanya dimiliki oleh masyarakat setempat
namun juga oleh masyarakat Kabupaten Muna yang berdomisili di Kecamatan lain.
Terdapat banyak kerajinan rakyat yang dihasilkan oleh masyarakat setempat
diantaranya, Anyaman Nentu dan Rotan, Kasur, Meubel dan Tenunan Sarung
Tradisional.
Kecamatan Sawerigadi :
Kecamatan Sawerigadi memiliki luas wilayah sebesar 102.60 km2, kecamatan ini
memiliki berbagai macam Potensi alam unggulan diantaranya pada bidang
pariwisata,pertambangan, pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan,
kelautan/perikanan,
dan berbagai macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan masyarakat
setempat.
Kecamatan Kabangka :
Luas wilayah sebesar 123.14 km2.
Potensi unggulan : pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan dan berbagai
macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat.
KecamatanTikep :
Luas wilayah sebesar 94.10 km2. Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi
alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata,pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai
macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat.
Kecamatan Tiworo Tengah :
Luas wilayah sebesar 128.07 km2. Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi
alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan,
dan berbagai macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan masyarakat
setempat.
Kecamatan Maginti :
Luas wilayah sebesar 107.55 km2. Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi
alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan,
dan berbagai macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan masyarakat
setempat.
Kecamatan Parigi :
Luas wilayah Kecamatan ini mencakup 134.78 km2. kecamatan ini memiliki berbagai
macam Potensi alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai
macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Bone :
Luas wilayah sebesar 142.77 km2. Potensi alam unggulan di kecamatan ini
diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan,
peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Kusambi :
Luas wilayah 143.19 km2 dengan jarak 24 km dari ibu kota kabupaten yang dapat
ditempuh dalam waktu ± 1 jam dengan menggunakan kendaraan darat.
Potensi unggulan yang menjadi andalan Kecamatan Kusambi meliputi sektor
pariwisata, pertambangan, Partanian/Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, Kelautan
dan Perikanan serta Kerajinan Rakyat.
Pada sektor Pariwisata Kec. Kusambi mengandalkan Fasilitas Bandara Sugi Manuru
dan pelestarian Budaya Asli Muna (tari Linda, Pukul Gong, Kalego, Ewa Wuna,
dll).
Sektor pertambangan yang cukup potensial adalah tambang Galian Golongan C
seperti kapur, pasir dan batu.
Perkebunan Jambu Mete merupakan perkebunan terbesar yang diolah oleh masyarakat
di Kec. Kusambi dengan luas areal sebesar 938 Ha disusul perkebunan jagung
sebesar 418 Ha dan perkebunan ubi kayu seluas 110 Ha. Jenis perkebunan lainnya
adalah Kakao (98 Ha), Kelapa (45 Ha), Kacang Tanah (31 Ha) dan Lada (10 Ha).
Pemeliharaan sapi dan kambing menjadi andalan Sektor Peternakan selain
pemeliharaan ayam buras, ayam potong, ayam kampung dan itik. Saat ini terdapat
3.655 ekor sapi dan 235 ekor kambing.
Sektor Kehutanan mendatangkan devisa yang cukup signifikan dengan adanya hasil
hutan berupa kayu jati.
Pada sektor kelautan dan perikanan terdapat kegiatan pemeliharaan aneka jenis
ikan laut, kepiting (lobster), udang dan rumput laut.
Kerajinan Rakyat yang menjadi primadona Kec. Kusambi adalah industri kecil dan
batu bata serta tenunan kain adat Muna.
Kecamatan Kontunaga :
Luas Wilayah 50,88 km2, jarak dengan Ibukota Kabupaten 11 km dengan waktu tempuh
± 1/2 jam dengan menggunakan kendaraan darat.
Dari segi Pariwisata, yang menjadi unggulan yaitu Batu Berbentuk Naga, Kuburan
Purbakala (Kuburan Wa Lao dan Moloku) yang terletak di puncak Kontunaga (yang
kemudian menjadi asal muasal nama kecamatan) serta Batu berupa papan. Batu
Gunung Cadas dan Batu Kapur merupakan hasil pertambangan Kecamatan ini.
Pada sektor Pertanian/Perkebunan mengandalkan jagung (418 Ha),kacang tanah (31
Ha) dan Jambu Mete (938 Ha). Sektor lain yang menjadi sumber penghasilan
masyarakat adalah Kayu Jati dan Peternakan Sapi yang jumlah keseluruhannya
mencapai 3655 ekor. kerajinan rakyat antara lain Tenunan kain Adat Muna dan
Anyaman Kerajinan Rumah Tangga.
Kecamatan Watopute :
Luas wilayah sebesar 96.12 km2. Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi
alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan,
dan berbagai macam kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan masyarakat
setempat.
Kecamatan Napabalano :
Luas wilayah sebesar 176,32 km2, kecamatan ini berjarak 30 km dari Ibukota
kabupaten yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat dalam waktu tempuh
± 0,5 jam.
Potensi alam unggulan di kecamatan ini diantaranya pada bidang pariwisata,
pertambangan, pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan,
dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Potensi alam pada sektor pariwisata adalah keindahan pasir putih yang terletak
di pantai napabalano
Potensi alam yang merupakan sektor Pertambangan, berupa Batu gamping cural(CM)
serta alufium dan endapan pantai (CAR).
Tak beda jauh dengan kecamatan - kecamatan lain yang berada di Kabupaten Muna,
Kecamatan Napabalano juga terdapat banyak jambu mete dan umbi-umbian di sektor
pertanian/perkebunan.
Pada sektor Peternakan, hewan ternak yang dikembangbiakkan adalah sapi, kambing,
dan ayam potong.
Pada sektor kehutanan, tanaman yang dilestarikan adalah cagar alam (pohon jati
tertua).
Pada sektor kelautan dan perikanan masyarakat membudidayakan agar - agar(rumput
laut),ikan, kepiting, dan lobster.
Kerajinan rakyat yang menjadi sumber penghasilan yang cukup besar bagi
masyarakatdi kecamatan ini adalah pembuatan kayu gembol.
Kecamatan Lasalepa :
Luas wilayah sebesar 107.92 km2, kecamatan ini berjarak 14 km dari Ibukota
kabupaten yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat dalam waktu tempuh ± 15
menit.
Berbagai macam Potensi alam unggulan Kecamatan ini diantaranya pada bidang
pariwisata,pertambangan, pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan,
kelautan/perikanan, dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Pada Sektor pariwisata kecamatan ini menawarkan keindahan Permandian pantai Topa
yang terdapat dipesisir pantai.
Potensi alam yang merupakan sektor Pertambangan, di daerah ini terdapat Batu
Gunung dan pasir Laut.
Pada sektor Pertanian/perkebunan, tanaman yang terdapat diadaerah ini sebagian
besar berupa tanaman pangan diantaranya jagung, ui kayu, ubi jalar, dan
sayur-sayuran serta tanaman jangka panjang yang merupakan hasil pendapatan
masyarakat bermusim yaitu tumbuhan jambu mete dan kelapa.
Sektor Peternakan didaerah ini, berupa perkembangbiakan Sapi, kambimg dan ayam
kampung.
Hutan jati, hutan bakau dan hutan tanaman rakyat merupakan beberapa tanaman
hutan yan terdapat di Kecamatan ini. Sektor ini beberapa diantaranya merupakan
hasil budidaya masyarakat yang
bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam program usaha bersama masyarakat
dan pemerintah dalam mengatasi pemanasan global.
Kecamatan Barangka :
Luas wilayah sebesar 33.09 km2. Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi
alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai
macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Maligano :
Luas wilayah sebesar 157.62 km2. Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi
alam unggulan diantaranya pada bidang pariwisata, pertambangan,
pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan/perikanan, dan berbagai
macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Pasir Putih :
Luas wilayah sebesar 138.30 km2.
Kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi alam unggulan diantaranya pada
bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan,
kelautan/perikanan, dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Kecamatan Wakorumba Selatan :
Luas wilayah sebesar 104,86 km2, kecamatan ini berjarak 20 km dari Ibukota
kabupaten dan dapat ditempuh dengan kendaraan darat dalam waktu tempuh ±1km.
kecamatan ini memiliki berbagai macam Potensi alam unggulan diantaranya pada
bidang pariwisata, pertambangan, pertanian/perkebunan, peternakan, kehutanan,
kelautan/perikanan, dan berbagai macam kerajinan rakyat.
Mata air Sangia Pure-pure merupakan potensi wisata air yang terdapat pada
kecamatan ini.
Potensi alam yang merupakan sektor Pertambangan, di daerah ini terdapat Batu
Aspal dan Batu kerikil kali.
Seperti pada kecamatan lain kehidupan masyarakat di kecamatan ini sebagian besar
bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Tanaman yang terdapat pada
daerah ini yaitu jagung, jambu mete, coklat, kelapa/kopra, jagung kuning, dan
padi gogo.
Pada sektor Peternakan, hewan ternak yang dikembangbiakkan adalah sapi, kambinG,
ayam kampung dan itik.
Pada sektor kehutanan, berbeda dengan kecamatan lain yang ada di Kabapuaten
Muna, masyarakat
Kecamatan Wakorumba Selatan atau yang dikenal dengan WAKORSEL, mengolah hasil
hutan pada jenis pengolahan Rotan Batang, Rotan kecil, dan pengolahan Kayu
Campuran.
Pada sektor kelautan dan perikanan masyarakat membudidayakan pengolahan Ikan
kering atau lure(bahasa setempat), Penangkapan/penampungan kepiting, dan
penangkapan/penampungan udang.
Kerajinan rakyat yang ada di kecamatan ini adalah penbuatan batu bata, Pembuatan
minyak kelapa
pembuatan tahu/tempe, pembuatan batako, dan pembuatan mobiler.