RAHA,RM.
Hasil Ujicoba Penyulingan arak menjadi ethanol yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muna pada 200 liter arak, diperoleh ethanol 5 - 10%. Hal ini disampaikan Kepala Disperindag Muna melalui Kepala Seksi Bina Usaha Industri (Atma Hadju), sebagaimana dimuat dalam Kolom Liputan Khusus Koran Lokal Mingguan SIP Wuna Edisi 42 (6-13 Februari 2013).
Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, Disperindag menyimpulkan bahwa untuk beroperasinya industri ethanol memerlukan subsidi dari Pemerintah, sebab dengan bahan baku arak 200 liter cuma menghasilkan 5-10% ethanol tentu saja dinilai sangat jauh selisihnya antara biaya operasional dibanding hasil produksi. Atau dengan kata lain, bahwa hasil penjualan ethanol tidak dapat menutupi biaya pembuatan ethanol. Akhirnya, alat produksi ethanol yang telah dibangun di Desa Lakauduma Kecamatan Watopute Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, terancam gagal operasi.
Kegagalan operasi Alat produksi ethanol, beberapa kalangan menilai akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada terhambatnya peningkatan taraf hidup petani aren atau enau (Arenga Pinnata,MERR). Selain itu jumlah pengangguran di lingkup sentra Industri ethanol tidak akan berkurang, serta peminum arak kemungkinan besar akan menjadi lebih banyak. Tiga aspek fundamental yang menjadi tolok ukur keberhasilan Pemerintah daerah akan menjadi tidak tercapai hanya karena kesimpulan hasil ujicoba yang juga dilakukan oleh institusi pemerintah daerah sendiri.
Menyimak hasil ujicoba penyulingan arak untuk menjadi ethanol yang dilakukan oleh Disperindag Kabupaten Muna, cukup membuat geger para akademisi khususnya akademisi yang bergelut dan tahu banyak tentang ilmu kimia. Masih dalam taraf logika mereka saja sudah tidak sejalan, apalagi dikaji secara teoretis. "Kok bisa 200 liter arak cuma bisa menghasilkan 5-10% ethanol, bagaimana proses ujicobanya?" kata salah seorang guru kimia pada salah satu Sekolah Menengah di Wilayah Kabupaten Muna kepada Radar Muna.
Memparkuat pernyataan guru Sekolah menengah tersebut, salah seorang Dosen Senior Bidang Kimia di universitas Haluoleo yang kami konfirmasi via telepon mengenai hasil ujicoba disperindag itu, Drs. La Djadi Siharis M.Si dengan lantang mengatakan "Ujicoba itu tidak benar. Tahapan apa yang dilakukan dalam proses uji coba sampai hanya menghasilkan ethanol 5-10% dari bahan baku arak 200 liter? Jika demikian berarti 90-95% nya adalah air, padahal seharusnya tidak begitu. Yang namanya arak seharusnya memiliki kandungan ethanol jauh lebih banyak daripada kandungan air, karena arak merupakan hasil penyulingan dari nira. Pada dasarnya karena arak adalah hasil dari sebuah penyulingan, berarti di sana akan terjadi proses pemisahan antara alkohol dengan air."
Sejalan dengan itu dalam salah satu referensi dari sumber yang dapat dipercaya, (Harian Bulanan InfoTek Perkebunan) yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Volume 1, Nomor 5, Mei 2009), Radar Muna menemukan bahwa rata-rata 10 liter nira dapat menghasilkan 3,5 liter ethanol. Artinya pada 10 liter nira memiliki kandungan ethanol sebesar 35%. Dengan demikian maka dapat diambil perbandingan, nira saja yang nota benenya masih memiliki kandungan alkohol lebih sedikit ketimbang arak yang memiliki kandungan alkohol lebih tinggi, nira sudah dapat menghasilkan 35% ethanol. Seharusnya Arak dapat menghasilkan ethanol yang lebih banyak daripada nira. Tetapi hasil ujicoba Disperindag Muna justru arak menghasilkan ethanol jauh lebih Sedikit, MENGAPA ?
Penyampaian Atma Hadju tentang hasil ujicoba disperindag terhadap 200 liter arak menjadi 5-10% ethanol, merupakan pernyataan institusi pemerintah yang harus diapresisai sebagai upaya disperindag kabupaten Muna melaksanakan fungsinya dengan baik, walaupun di sisi lain ada pihak menilai bahwa pernyataan Atma Hadju dalam Koran Mingguan SIP Wuna Edisi 42 tanggal 6-13 Februari 2013 itu, merupakan suatu upaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabuapaten Muna untuk memperoleh "roti" APBD 2013, dan upaya untuk mengagalkan industri penyulingan arak menjadi ethanol, serta upaya memperbodohi masyarakat awam.
Tetapi yang lebih penting lagi, dengan dimuatnya penyampaian hasil ujicoba tersebut dalam media massa, sangat jelas kelihatan bahwa ternyata yang menduduki jabatan penting di Kabupaten Muna masih didapati orang yang memiliki kadar pengetahuan pas-pas.(Maya-ku).
Home /
Bisnis /
Ekonomi /
Investasi /
Pabrik /
Hasil Ujicoba Disperindag Muna Gegerkan Ahli Kimia, La Djadi Siharis Angkat Bicara
Senin, 18 Februari 2013
Hasil Ujicoba Disperindag Muna Gegerkan Ahli Kimia, La Djadi Siharis Angkat Bicara
Related Articles :
Ternyata Ada Bongkahan Mutiara Terpendam di LasalepaKecamatan Lasalepa yang terdiri dari 7(tujuh) desa, dalam pemetaan potensi setiap desa memiliki keunggulan lokal masing-masing. Secara ...
Nasib Malang Peternak Sapi MunaPencuriah hewan ternak sapi milik masyarakat Muna makin memprihatinkan, hewan yang di pelihara selama bertahun kadang kala menjadi man ...
Customer Netbook Elevo Mantis A10116 sulit peroleh driver Kemajuan teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat di Indonesia. Hampir di seluruh pelosok indonesia, yang telah terjangka ...
Kartu Meter PT. PLN (Persero) Ranting Raha MengelirukanKartu Meter PT. PLN (Persero) Ranting Raha Terapkan Manajemen yamg mengelirukan" ? Kartu meter langganan yang tergantung di setiap me ...
Pengelola Pompa Bensin Raha, tidak melayani pembeli berjerigenSejak Hari Sabtu kemarin tanggal 19 Nopember 2010, penjualan eceran bensin di pedagang-pedagang di tepi-tepi jalan yang memenuhi beber ...