YANG namanya koperasi, simpan pinjam untuk urusan uang. Tapi di Kediri, kantor koperasi justru dipakai untuk “menyimpan” dan “meminjam” istri orang. Gara penyimpangan ini, Darnoto, 35, dilaporkan ke Polsek oleh suami Sarniti, 29, karena curiga di kantor koperasi itu mereka berbuat bak suami istri.
Koperasi saka guru ekonomi, kata Bung Karno dulu. Sebab dengan koperasi, kegiatan rentenir dan tengkulak bisa dihambat. Dengan meminjam ke koperasi yang berbunga ringan, wong cilik tak perlu was-was dikejar-kejar rentenir, gara-gara gagal cicil. Cuma ketika koperasi dikembangkan sampai tingkat KUD, banyak pengurusnya yang nakal, sehingga KUD pun dipelesetkan menjadi: Ketuanya Untung Dulu.
Darnoto bukan ketua koperasi simpan pinjam, bukan pula Ketua KUD. Tapi dengan posisi Satpam di kantor koperasi tersebut, dia sudah syurrrr dulu! Terutama ketika kecantol dengan Sarniti, warga Banaran Kecamatan Pesantren. Begitu kesengsemnya pada wanita itu. Meski dia bukan nasabah kopersi tempatnya bekerja, Ny. Sarniti ini mau “dipinjam” dulu dan “disimpan”-nya jikalau mau.
Hubungan asmara di bawah tanah Darnoto – Sarniti belum begitu lama. Tapi lantaran begitu intensifnya mereka menebar jaring-jaring pesona, lama-lama menjadi isyu harian bagi warga Banaran. Pada akhirnya, kabar miring itu sampai juga pada telinga Wardi, 36, suami Karsiti. Kata sang informan, selaku suami dia diminta meningkatkan kewaspadaan nasional, karena Sarniti sudah mulai berjalan tidak benar. Apa ngobeng? Memangnya sepeda?
Untungnya, Wardi bukanlah suami yang mudah termakan isyu, meski sangat gemar iso sapi. Dia tak berani menuduh istrinya, tanpa bukti-bukti otentik. Jaman sekarang lho, bisa saja istri perkarakan suami ke pengadilan, gara-gara fitnah tidak berdasar. Makanya, sepanjang gejala-gejala ke arah perselingkuhan itu tak terdeteksi, tak perlu ditanggapi isyu-isyu miring itu. Maklum, jaman sekarrang banyak pihak yang gemar menonton penderitaan pihak lain. Istri Wardi ini memang cantik. Satpam Darnoto sebagai lelaki normal, langsung saja mengadakan gerakan tanggap syahwat darurat. Tak peduli bahwa perempuan itu masih punya suami, terus saja dipacari dengan segala pernik-perniknya. Bahkan bila perlu, Sarnitilah yang melakukan sistem jemput bola. Maksudnya, istri Wardi ini yang ngalahi menyongsong “bola” mas Satpam ke kantor koperasi simpan pinjam itu.
Sampailah kemudian pada kejadian beberapa hari lalu. Hingga pukul 20.00 istrinya kok tidak di rumah. Lama ditunggu tak juga kembali, Wardi jadi ingat pada isyu yang beredar selama ini. Mulailah dia penasaran dan ingin membuktikannya. Benarkah isrtrinya digendak satpam koperasi itu? Kalau tak benar, mengapa jam segini tak juga di rumah.
Iseng-iseng Wardi mencoba mengecek ke alamat koperasi di Jalan Maoni tempat koperasi itu berkantor. Lho, lho……kok benar. Dia melihat istrinya duduk-duduk berdua dengan Satpam Darnoto. Diam-diam dia melapor ke Polsek Pesantren, dan malam itu dilakukan penggerebekan. Sarniti – Darnoto tertangkap basah, meski tidak dalam kondisi mandi basah.
Di Polres Kediri mereka diperiksa. Tapi berdasarkan pengakuan, yang didukung hasil visum, tak ada bukti persetubuhan antara Sarniti – Darnoto. Karenanya polisi tak ada alasan untuk menahan keduanya. Bahkan Darnoto – Sarniti – Wardi diminta menyelesaikan masalah itu sendiri secara damai. Kodam Jaya sendiri mengakui, damai itu indah. (HS/Gunarso TS)-POSKOTA