Jumat, 09 September 2011

Rektor Bantah Perang Antar Suku

Rektor Universitas Haluoleo Bantah Kerusuhan Semalam Adalah Perang Antar Suku.
Rektor Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Usman Rianse, membantah jika kerusuhan yang terjadi di sekitar area kampus, Kamis, 8 September 2011, merupakan perang suku. "Ini bukan perang suku, tapi perang topeng. Jumlahnya enggak banyak, hanya sekitar 50 orang dan bertopeng," kata Usman yang ditemui di sela-sela Internasional Workshop Celebrating Diversity, Living Harmony, di auditorium Universitas Haluoleo, Kendari, Jumat, 9 September 2011 siang.

Usman menampik jika kerusuhan yang terjadi Kamis malam tersebut merupakan upaya dari pihak-pihak yang ingin menggagalkan seminar internasional dan deklarasi perdamaian (Deklarasi Kendari). Deklarasi itu berisi ajakan kepada seluruh suku bangsa di Indonesia yang beragam untuk menjaga perdamaian. "Kami semua benci perkelahian, peperangan. Maka kita tidak boleh mundur, harus berani mengatasi semua ini," ujarnya.

Kerusuhan berdarah di sekitar Kampus Unhalu pada Kamis malam itu telah menyebabkan dua mahasiswa Unhalu, Korban bermana Laode Muhammad Hijra, 23 tahun, yang tinggal di Asrama Kalbu, Lorong Perintis Jalan EA Mokodompit, mengalami luka tusuk di pinggang sebelah kiri. Ia adalah mahasiswa Jurusan Fisika FKIP Unhalu.

Sedangkan korban kedua bernama Udin, tinggal di Lorong Kusuma Jalan EA Mokodompit depan Kampus Unhalu, mengalami luka di leher. Dia tercatat sebagai mahasiswa Pertanian Unhalu.

Jenazah kedua korban tersebut saat ini masih berada kamar jenazah di Rumah Sakit Bayangkara Kendari.

Paman LM Hijra, Laode Nggawu, mengatakan menurut rekan keponakannya, korban berangkat dari tempat kosnya menuju rumah Laode Nggawu, tetapi di tengah jalan mendapat perlakuan brutal dari sekelompok pemuda yang belum diketahui identitasnya.

Sebelumnya, Kamis siang di auditorium Unhalu diselenggarakan Internasional Workshop Celebrating Diversity yang dirangkai dengan Deklarasi Kendari. Deklarasi Kendari ditandatangani oleh perwakilan dari berbagai etnis, seperti Buton, Tolaki, Muna, Bajo, Toraja, Jawa, Papua, NTT, Madura, Bima NTB, Manado, Makassar, Sunda, Bali, Batak, Banten, Bugis, dan Flores. Internasional Workshop berlangsung pada 8-10 September 2011.

Rektor Bantah Perang Antar Suku Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown